Minggu, 26 Juli 2009

December 10th, 2006

Images8 Sebuah benih benalu, diterbangkan oleh angin ke sana-sini, dengan sesuka hati, dengan ketidakberdayaannya. Lelah, memang sangat lelah yabf teramat sangat dirasakan si benalu. Namun, tetap pada keyakinan, dia akan sampai pada pohon yang tepat.

Akhirnya, alam mendengarkan ungkapan kelelahannya. Sampailah ia pada sebuah pohon yang sangat besar. Awalnya, sang benih segan untuk memulai pembicaraan dengan sang pohon. Benalu berpikir, dia tidak akan disukai, karena akan menjadi kesialan bagi sang pohon. Sampai akhirnya, sang pohon yang memulai pembicaraan.

"Hai Benalu, apa kabar?!!!? Bagaimana perjalananmu?" sapa sang Pohon.

Benalu dengan takut menjawab, "Ennngggg, mmmmm, ba…baa..ikkk, Baik, baik…."

"Hei, hei, hei, mengapa kau begitu takut? Santai sajalah!" kata si pohon menenangkan Benalu.

"Mengapa kau begitu ramah padaku, pada hal kau tau, aku hanta akan menjadi parasit bagimu." Benalu memberanikan diri berkata-kata.

Lalu sang Pohon pun menjawab, "Apalah arti hidupku yang tinggal sedikit, kalau-kalau aku tidak dapat memberikan apa-apa dari diriku bagi mahluk lain? Manusia tidak pernah mengambil sesuatu dariku, untuk dujadikan apa pun. Burung-burung dan hewan-hewan lain pun jarang tinggal dan berteduh di bawahku." kata si Pohon yangternyata sudah tua, dan akan mati. Demikianlah singkat cerita, akhirnya Benalu tumbuh di tubuh si Pohon, dan menemani hidup si Pohon sampai si Pohon mati. Parasit yang disyempelkan pada si Benalu, tidak lagi begitu menjadi kesialan bagi mereka berdua.

Images6 Persahabatan, pertemanan, hubungan dengan orang lain, sering disalahartikan sebagai sesuatu untuk saling "MEMANFAATKAN". Aku mau berhubungan denganmu, karena aku bisa begini denganmu. Atau, aku mau berhubungan denganmu karena aku mau itumu… inimu…, dan lainnya. Tapi, apakah itu persahabatan? Kita coba memandang kisah hidup beberapa tokoh yang tertanam kuat dalam diri hampir setiap manusia di alam ini. Yesus, Nabi Muhammad SAW, SidahrtaGautama, Para Rasul, Para Dewa, semuanya memiliki hubungan khusus dengan mahluk di sekitar mereka. Mereka berbersahabat dengan alam dan pengisi alam di sekitar mereka. Bersahabat untuk dapat saling membangun, berkreasi, mencipta. Persahabatan diartikan menjadi suatu usaha untuk dapat terus tumbuh dan akhirnya dapat memberikan makna terbaik bagi hidup.

Kita manusia, sedang dalam persinggahan di bumi ini. Persinggahan, yang sekaligus menjadi penentu dalam hidup kita di kehidupan kekal kelak. Apakah hidup abadi adalah milik kita, atau tidak. Kita dapat memulai usaha hidup abadi itu dengan persahabatan. Para junjungan hidup kita menjalin persahabatan dengan dasar untuk saling membangun, tumbuh. Membangun persahabatan dengan kejujuran, ketegasan, keterbukaan, danm kesediaan menjadi lebih rendah hati satu sama lain.

Para kekasih hatiku, hidup kita rentan. Hanya sesaat, dapat hilang. Bagaikan si Pohon tadi, sudahkah kita berarti bagi sahabat kita? Bagi siapa saja dan apa saja? Atau, kta hanya pohon yang memandang mereka hanya benalu yang hanya akan menghancurkan hidup kita?

Jika memang pada akhinya hidup kita hancur karena kesetiaan pada sahabat, bila kita mati karena cinta pada sahabat, biarlah Sang Junjungan hidup, Sang Abadi dan Kekal, Hakim Agung Kehidupan yang menentukannya. tetapi yakinlah, saat kita dapat tetap setia pada persahabatan dengan dunia yang Tuhan kehendaki, dan dengan Tuhan sendiri, selangkah kita maju menuju kehidupan bersama yang kekal dan bahagia. Pencerahan dapat tercapai, Nirwana bagi kita, Firdaus, alamat terakhir kita. Jangan biarkan rasa sakit hati karena "dimanfaatkan" oleh mereka yang kita anggap sahabat itu menjadi perusak segalanya. Selamat menjadi sahabat yang terbaik.

Images14

Akhirnya, bagimu yang mengimani Salib sebagai jalan keselamatan, SELAMAT ADVENT KE-II. Blog ini sekaligus menjadi renungan bagimu Kekasih-Kekasih Hatiku, dariku yang mengasihimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar