Minggu, 26 Juli 2009

November 15th, 2006

Seorang calon Rahib muda, mendapat perintah dari Sang Maha Guru untuk bertapa di suatu gunung, untuk mencapai ketenangan batin. Sebelum berangkat, Sang Maha Guru berpesan, "Berjalanlah sesuai dengan jalan yang ada di hadapanmu. Jika jalanan itu lurus, ikuti dengan lurus-lurus saja. Jika berliku, ikuti juga lika-likunya, tetapi tetap fokus pada apa yang menjadi pijakanmu, tetap ingat akan tujuanmu. Bahkan, jika kau sampai terjatuh, dan kau merasa sakit, diamlah di sana, tunggu sampai kau merasa kuat. Nikmati rasa sakitmu, nikmati pemandangan apa pun yang ada di sekitarmu, dan gunakan apa pun yang dapat menolongmu. Jangan pernah mencoba untk lari, atau mundur dari upayamu, hanya karena rasa sakit yang kau alami."

Rahib muda pun mulai melangkah, dan menjalankan semua hal yang dikatakan Sang Maha Guru. Bahkan, saat dia terjatuh, terperosok dalam sebuah lubang yang dalam dan gelap, membuat dia sakit, dia tetap berusaha tenang. SElama beberapa hari lamanya dia berada di dalam lubang, menunggu lukanya sembuh. Sambil memakan cacing-cacing yang ada di dalam lubang itu, dia terus berusaha bertahan hidup. Malah, di tengah kegelapan itu, dia mencoba mulai pertapaannya. Sampai akhirny dia merasa kuat kembali, dan melanjutkan perjalanan,sampai akhirnya mencapai tujuan, menjalankan meditasi, dan mencapai ketenangan.

Dalam hidup, jalan yang kita hadapi juga adakalanya lurus, adakalanya berliku, bahkan ada kalanya kita jatuh. Tetapi, bagaiamana kita memaknainya? Tidak selamanya jatuh itu akan menyakitkan. Saat seorang manusia jatuh ke dalam lembah kekelaman, dia perlu menikmati sampai dai merasa ingin kembali pada dunia yang terang. Tapi, apakah kita cukup mempunyai kesaradan untuk kembali ke dunia terang? Jika kita yakin akan diri kita, jangan pernah takut jatuh pada lembah kekelaman hidup. Selama kita mempunyai pegangan hidup, junjungan hidup yang benar, jangan pernah ragu.

Saat kita menjadi orang yang pernah jatuh ke dalam lembah kekelaman hidup, dan pada akhirnya menjadi orang yang dapat keluar dari dalamnya, dan keluar dengan jalan dan tujuan yang lebih baik, kita telah menjadi orang yang memiliki pemahaman hidup yang dalam. Hidup hanya satu kali, nikmatilah. Hidup hanya sementara, maknailah, warnailah, dan jagalah. Mejhon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar