Minggu, 26 Juli 2009

March 28, 2007

Teddy Bear AEVO

Aevo, seorang anak yang baru saja dilahirkan. Saat tangis pertamanya berkumandang memenuhi ruangan persalinan dan terdengar ke ruangan di sekitarnya, suka cita menyelimuti hati setiap orang yang telah menantikannya, paling tidak selam 9 bulan terakhir. Ungkapan syukur, bahagia, dan selamat berseliweran dari mulut orang ke orang. Terucap pula harapan dari orang tua. Demikianlah juga berbagai benda hadiah diperuntukkan bagi Aevo dan papa mama-nya.

Aevo pun mulai menempati kamar barunya, ditemani berbagai macam hadiah tadi. Seiring dengan perkembangan waku, Aevo tumbuh, dan terus tumbuh. Menjadi bayi yang sehat dan elok. Ada satu hal yang selalu menemaninya dalm tidur. Sebuh boneka TeddyBear sebagai hadian waktu kelahirannya. Bayi mungil Aevo yang sudah mulai dapat bergerak dan membalikkan badan cenderung tidur sambil memeluki boneka itu. Saat bersama dengan Teddy-nya, Aevo tampak nyaman dan senang. Seolah tak ingin melepaskannya. Demikian sampai bayi Aevo pun tumbuh menjadi balita, anak, remaja, dan memasuki dewasa. Hidupnya berjalan seperti manusia lainnya. Ada tawa, ada tangis. Ada damai, ada rusuh. Ada canda, ada duka. Yah…., selayaknya manusia bukan?!?! Dan selama itu pula Teddy terus dengan setianya menjadi teman Aevo.

Suatu hari, Aevo mengalami sakit pada rongga pernafasannya. Sakit yang waktu itu belum terlalu mengganggu. Banyak orang yang menyarakannya istiraht dari berbagai pekerjaan, dan Aevo menurut saja. Tetapi tetap saja rasa sakit itu datang, terutama saat dia terjaga dari tidurnya. Saat orang menyarankan hal lain, yaitu ke dokter, Aevo menolak. Dia merasa bahwa itu hanya flu biasa, mungkin! Setalah sekian hari cuti dari semua kegiatan, Aevo kembali menjalani hidupnya seperti sedia kala.

Rasa sakit tetap ada, dan mulai terasa di kepala. Sampai suatu hari ….., Aevo terjatuh pingsan. Saat dia sadar, dia sudah berada dalam ruangan serba putih, dengan selang di tangan dan perlatan lainnya. Aevo dirawat di rumah sakit. Ternyata dia telah mengalami radang pernafasan yang cukup parah. Penyebabnya, sering menghirup sesuatu yang lembab dan tidak bersih dengan intensitas yang sangat sering. Tetapi sampai Aevo meminta sesuatu untuk dibawa dari rumah, barulah tim dokter mendapati penyebabnya. Ya, boneka Teddy yang begitu lama menemani Aevo namun jarang dicuci dan dijemur. Aevo terlanjur merasa nyaman dengan bau khas Teddy yang muncul dari keintiman mereka selama ini.

Saat sang dokter menyarankan agar Teddy digudangkan saja, Aevo merasa sangat terpukul dan menolak. Bahkan saat akhirnya dokter hanya menyarankan agar Teddy dicuci, Aevo hanya mengangguk. Dan Aevo diijinkan pulang.

Waktu kembali berjalan. Berbagai usaha dilakukan keluarga untuk memisahkan Aevo dengan boneka Teddy. Tetapi hasilnya kurang baik. Setiap ada kesempatan, Aevo masih saja tidur dengan Teddy. Walau pun hanya mencuri-curi saja.

Ada yang aneh pada tubuh Aevo saat itu. Aevo kembali pingsan dan dilarikan ke rumah sakit. Ternyata, sekarang penyakitnya bertambah parah, bahkan hidupnya terancam. Peradangan pernafasan tadi telah menjadi kanker stadium awal karena kurangnya perhatian dan perawatan dari Aevo sendiri. Berbagai bakteri ternyata telah tinggal dan hinggap selama bertahun-tahun tidak dibersihkan pada boneka Teddy. Pilihan tinggal satu, yaitu menjauhi Teddy selamanya. Memang Teddy hanya boneka, tetapi bagi Aevo, lebih dari itu. Mendengar hal itu, Aevo merasa sangat kehilangan harta kesayangannya. Tetapi dia pun masih ingin hidup dan mencapai cita-cita. Dengan sangat susah payah, Aevo menjalani serangkaian pengobatan dan melawan rindunya pada boneka Teddy. Sampai akhirnya Aevo sembuh.

Saat kembali ke rumah, tampak telah banyak orang menantikannya. Tawa bahagia, bahkan air mata bahagia menyambut kedatangannya kembali. Ungkapan syukur dan harapan kembali terucap. Namun dengan keterbatasan fisik yang masih lemah, Aevo lebih memilih kembali ke kamar yang telah sangat dirindukannya. Ada yang berubah pada kamar itu. Lebih bersih dan catnya pun baru. Tetapi yang lebih membuat Aevo terkejut adalah berbagai pemandangan dan benda yang ada di kamar tersebut. Tempat tidur baru, jam dinding, dan komputer baru. Semuanya bergambarkan TeddyBear. Bahkan ada film-film tentang TeddyBear. Bagi Aevo, Teddy-nya terasa benar-benar hidup. Ada rasa bahagia yang teramat sangat dalam hati Aevo. Setelah dengan amat teramat terpaksa melepaskan Teddy untuk kesempatan hidup keduanya, sekarang malah Aevo mendapatkan Teddy-Teddy yang baru. Terucap syukur untuk hidup kedua, dan kesempatan memiliki Teddy lagi dalam hati Aevo. Tak lupa pula, harapan dan tekad untuk hidup yang lebih terbuka dan pasrah, namun dengan usaha dan tanggungjawab dalam diri Aevo.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita rela berpasrah diri? Sama seperti Yesus yang pasrah saat dia akan kembali ke kota itu. Disambut dengan meriah dengan pujian, dengan palem, dengan twa riang. Yang semuanya berarti KEMATIAN SEGERA TIBA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar